Kategori
Petualangan Santri

DEMI SEGARIS PESONA – AKU RELA BERKELANA

Hidup adalah sebuah perjalanan, petualangan, dan pengabdian kepada agama melalui berbagai aktivitas yang dilakukan sebagai manifestasi dalam menembus kesalahan kepada sang pencipta dengan tujuan adalah Syurga yang penuh damba. Hidup bukan hanya sekedar lahir, menangis, tertawa, tua lalu tiada karena nyawa yang sudah kembali kepada sang pencipta.

Hidup seperti menggapai puncak tertinggi yang memberikan hamparan pemandangan tiada duanya, karena itulah pendaki kembali ke gunung walaupun rintangan harus dilalui. Puncak Gunung dianalogikan seolah puncak tujuan hidup, jalur yang dilalui untuk mencapai puncak tersebut dianalogikan sebagai proses kehidupan yang sedang kita lalui, tapi ketahuilah bahwa puncak tiada akan ada artinya tanpa proses perjalanan yang lebih memper’erat persahabatan dan begitupun hidup tiada akan ada artinya tanpa dilalui dengan proses peningkatan pengabdian kepada sang pencipta.

Dunia adalah jembatan menuju kehidupan nan kekal dan abadi. Maka, keluarlah untuk mensyukuri nikmat-Nya dengan menghirup udara segar dari alam bebas terbuka sebelum masanya berakhir tua.

Baca Juga : Puncak Gede – Pengalaman Pertama Mendaki Gunung

Tak pernah terpikirkan bahwa cita-cita memang selalu berubah sesuai dengan masa dimana kita berada. perlahan, tapi harus dipastikan bahwa impian itu akan terealisasi setelah penantian yang hilang dan pergi.

Baca Juga : Karang Bolong – Keindahan yang Terlupakan

Alam adalah bagian dari karunia-Nya dengan segala keindahan mempesona, membukakan mata manusia dan membawa terbang raga ke arah garis cakrawala.

Baca Juga : Bunga Edelweis – Bunga Keabadian yang Menjadi Dambaan

Ada hal yang perlu dimengerti dari cahaya kuning kemerah-merahan perlahan mulai hilang ini. Bahwa setiap awal selalu ada akhir, setiap datang selalu saja satu paket dengan pergi, bahkan yang tadinya ada akan berujung menjadi tiada. Namun selalu ada hal luarbiasa terselip diantara keduanya, seperti langit sore ini misalnya.

Pantai dapat menyenangkan jiwa-jiwa kita, sedangkan gunung selalu menenangkan jiwa-jiwa penikmatnya. Karena antara kita dan alam tak pernah bertengkar tentang siapa yang paling benar dan siapa yang paling besar. Tetapi rasa syukurlah yang senantiasa terpatri untuk Sang Pencipta Semesta.

Persahabatan itu seperti layaknya tangan dan Mata. Saat tangan terluka maka mata menangis, saat mata menangis maka tangan yang menghapusnya. Karena itulah, kebersamaan kami didasari atas persahabatan dan juga kekeluargaan.

kebersamaan membawa kami menuju Puncak Harapan, Gunung Gede. Jomet Adventure.
Kategori
Catatan Santri

SENANDUNG CINTA DI GERBANG PESANTREN

Cinta adalah sesuatu yang teramat elok dan lembut. Namun, bukan berarti cinta itu keropos dan tak punya daya sehingga tak mampu melakukan apa-apa. Seorang Ibu dengan tulus menjaga keselamatan putra-putrinya.

Seorang ibu yang menjadikan dirinya sebagai selimut atas putra-putrinya di malam hari, dan menjadikan kakinya sebagai penopang ketika putra-putri mereka belum sanggup berjalan. Bahkan seorang ibu mengorbankan nyawanya demi keselamatan putra-putrinya, ini adalah sebagian kecil dari gambaran akan kedahsyatan dan kekuatan cinta. 

Kedahsyatan cinta juga bisa dilihat dalam catatan sejarah Nabi Muhammad saw, sosok manusia pilihan yang diliputi dengan penuh cinta. Cinta yang dengan lembut mampu menyentuh orang-orang semasanya yang terkenal kasar itu, hingga mereka mau menggerakkan kaki, berjalan menuju naungan Ilahiah.

Ajaran Islam yang dibawanya dengan energi cinta itu, kini telah dipeluk oleh lebih dari sepertiga penduduk Dunia. Sesuatu yang sangat prestisius dan menakjubkan, serta membuat orang lain bertanya-tanya tentang rahasia dakwah Rasulullah saw. Padahal setiap orang mampu melakukannya, yaitu dengan memberikan yang terbaik kepada orang lain dengan selimut energi cinta.

Cinta telah mewakili sesuatu yang indah, bahkan Cinta sanggup meruntuhkan gunung-gunung keangkuhan, serta mampu memadamkan kobaran api dendam yang membara. Jika kebencian mampu merusak bahkan meruntuhkan kebahagiaan seseorang, maka cinta justru membangun rasa kebahagiaan itu.

Orang yang mencintai tidak akan pernah  melukai, yang mencintai tidak akan pernah merusak, yang mencintai tidak akan pernah mencederai, dan yang mencintai tak akan pernah mengenal kata mengeluh. Karena dunia akan sangat terlihat bagi orang yang mencintai. 

Ketahuilah ! Cinta adalah nafas dari kehidupan. Kebutuhan jiwa atas cinta layaknya kebutuhan tubuh terhadap udara. Bila seorang manusia tak mampu bertahan manakala dipisahkan dari udara, maka begitupun dengan jiwa yang akan menjadi sangat rapuh tanpa memeluk Cinta.

Karena sebuah kebahagiaan adalah pandangan yang diselimuti dengan cinta, adapun cara memandang dengan selimut kebencian ( tanpa rasa cinta ) pasti semua akan nampak seperti panasnya Neraka Jahannam. 

Saya seorang Travel Writter sekaligus Santri disebuah Pesantren, dan disitulah melihat seorang wanita berparaskan anggun laksana bidadari yang sedang singgah di Bumi. Selalu kumelihat dari kejauhan akan ikhlasnya dia mengabdi dan santunnya dia bertegur sapa dengan sesama.

Ingin aku menegurnya atau hanya sekedar bertegur sapa dengannya. Tapi, angan ini selalu aku abaikan karena mungkin hanya sebuah halusinasi semata. Hari terus berganti dan waktu pun terus berputar mengikuti arah kehidupan yang selalu berubah. Tetapi, ada rasa ini yang tetap ada bahkan selalu bertanya siapakah sosok perempuan laksana bidadari itu.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya hari, aku bermunajat kepada Sang Pemilik hati semua umat manusia. Ternyata, dia adalah wanita yang selalu ada dalam bayangku karena kesantunannya dan keikhlasannya. Aku ingin dekat dengannya dan saling menjaga satu sama lain untuk membangun sebuah keluarga kelak dikemudian hari nanti.

Kutuliskan Puisi untuknya – Sang Bidadari Syurga…

berilah aku sebait puisi, agar aku hidup abadi

berilah aku sejuta nasihat, agar hidupku penuh manfaat

berilah aku segunung cinta, agar hidupku bertabur cahaya

berilah aku selangit doa, agar hidupku gelimang bahagia

berilah aku cahaya Rasulullah, agar aku dibarakahi Allah

kutulis puisi saat lara, karena puisiku obat duka

mengubah sedih menjadi riang gembira

kutulis puisi saat menangis, karena puisiku obat merana

mampu mengubah benci manjadi energi cinta

Salam Hangatku untuk dirinya,

Pejalan Lambat – Penikmat Senja