Kategori
Warta Pesantren

Pondok Modern Assalam Tingkatkan Mutu Para Guru Sebagai Upaya Ciptakan Pendidikan Berkualitas

SANTRIREALISTIS.COM, SUKABUMI – Pondok Modern Assalam Delegasikan Dewan Guru Ikuti Pelatihan Imam dan Da’i di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir dalam Upaya Ciptakan Pendidikan Berkualitas.

Pondok Modern Assalam yang berdiri tahun 1968 di Kp. Situ Cibodas RT19/RW04, Kec. Bojonggenteng, Kab. Sukabumi, Jawa Barat kini sudah mempunyai 2 kampus dilokasi yang berbeda. Tempat berdirinya Assalam pertama kali menjadi Pondok Pesantren dikhususkan untuk Santriawan (Putra), adapun lokasi lainnya di Jl. Palabuhanratu KM. 29 Kp. Sukaharja RT.03/RW.07 Desa Sukaharja Kec. Warungkiara Kab. Sukabumi dikhususkan hanya untuk Santriwati (Putri).

Kepala Biro Kaderisasi Pondok Modern Assalam mengungkapkan bahwa pihaknya akan selalu berupaya untuk memberikan kesempatan bagi para pengajarnya untuk mengembangkan diri melalui berbagai Pelatihan.

“Peningkatan kompetensi keilmuan tentu mutlak diperlukan bagi seorang guru. Melalui kegiatan Guru Assalam Goes Internasional, peluang ini tentu disambut gembira oleh seluruh Dewan Guru” Ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa ada 2 Guru yang didelegasikan untuk mengikuti Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi tersebut.

“Alhamdulillah, saat ini kami mendelegasikan 2 Guru untuk mengikuti Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Bahasa Arab, Imam dan Da’i di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Semoga dengan kegiatan ini dapat memberikan pengalaman dan wawasan internasional bagi Dewan Guru Pondok Modern Assalam,” ungkap Ust. Elan Suherlan.

Masih menurut Ust. Elan Suherlan, kegiatan yang akan berlangsung dari tanggal 01 Maret hingga 30 April 2020. Pihaknya berharap, kegiatan tersebut Insya Allah rutin dilakukan setiap satu tahun sekali sebagai Peningkatan Mutu dan Kualitas Guru sebagai upaya menciptakan Pendidikan yang berkualitas.

“Semoga pelatihan ini semakin dapat meningkatkan mutu kualitas guru dan menambah wawasan serta pengalaman, sehingga dapat memberikan yang terbaik sesuai bidangnya. Selain itu, semoga menjadi motivasi bagi para santri agar lebih semangat dalam belajar,” imbuhnya.

Kategori
Pendidikan Tokoh

Panglima Santri Jabar, H. UU Ruzhanul Ulum Deklarasikan Gerakan Santri Tani Millenial 

SANTRIREALISTIS.COM, SUKABUMI – Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meresmikan Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin dan Pertanian (UPJA) serta Gerakan Santri Tani Millenial wilayah Jabar Juara di Pondok Pesantren Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, Sabtu (7/3/2020) Siang.

H.Uu Ruzhanul Ulum yang merupakan Panglima Santri Jabar pada kali ini mendeklarasikan Gerakan Santri Tani Millenial (Santani) Jabar Juara bersama 35 orang Santani Pondok Pesantren (Ponpes) Dzikir Al Fath berusia 17-20 tahun.

Kang Uu mengatakan, pertanian menjadi sektor yang cocok bagi santri untuk meningkatkan ekonominya di pesantren saat menjadi seorang kyai.

“Kenapa ? Karena menurut kami, satu-satunya yang paling afdol dalam memenuhi kebutuhan ekonomi kyai adalah petani, tidak menggangu waktu, mengajar. Karena yang namanya kiai harus ada di pesantren,” katanya.

“Jadi kami dorong dengan Santani, termasuk juga OPOP (One Pesantren One Product) untuk dijual sekarang dengan bahan baku pertanian. Sehingga di Jabar, ekonomi pesantren didorong oleh OPOP sektor pertanian dan Santani bisa berkontribusi dalam kemajuan pertanian Jabar,” harap Kang Uu.

Dalam acara tersebut, Kang Uu juga berpesan kepada para santri agar mengamalkan nilai Pancasila sebagai Warga Negara Indonesia. Selain dasar negara, Pancasila bisa menyatukan kekuatan sebagai bangsa Indonesia.

“Sila kesatu, Ketuhanan yang Maha Esa, tauhid yang kuat. Orang yang taat beragama masing-masing, pasti akan menerapkan Pancasila,” ujar Kang Uu.

“Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama. Ribuan suku tetap utuh dan kuat karena Pancasila. Kita butuh bersatu kekuatan menuju Jabar Juara Lahir Batin, Indonesia Maju SDM Unggul,” tuturnya.

Pimpinan Pondok Pesanten Dzikir Al-Fath tersebut juga mengatakan bahwa peluang di era ekonomi gital sangatlah besar, maka ini merupakan momentum tantangan untuk membangkitan dan mengembangkan generasi muda melalui gerakan Santri Tani Millenial (SANTANI).

“Pesantren adalah sebuah lembaga Pendidikan, melalui santri-santri sudah seharusnya menjadi penjawab kegelisahan petani dan menjadi salah satu yang sangat berpotensi untuk menciptakan regenerasi petani cerdas melalui Program Santri Tani Millenial (SANTANI) ini, kita dorong santri-santri untuk terjun ke pertanian,” Kata Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, KH. Fajar Laksana.

Kategori
Pendidikan Teknologi

Santri Tani Millenial, Diminta Bantu Petani Dengan Teknologi

Selama ini santri identik dengan pendalaman ilmu agama saja. Namun, di era perkembangan teknologi, santri juga harus mampu menguasai teknologi agar dapat bersaing di zaman yang serba canggih ini. Hal itu dikatakan Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, saat menghadiri sosialisasi, kerjasama pelatihan dan penempatan kerja ke luar negeri dengan BLKN Maju Bersama, di   Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, belum lama ini.

Dijelaskan, santri yang mandiri bukan sekedar menguasai Bahasa Arab dan baca kitab, memiliki kemampuan teknologi. Dia berharap para santri Ponpes Al Fath dan umumnya di Kota Sukabumi dapat menguasai bidang teknologi dan pertanian supaya menjadi santri mandiri.” Santri  tangguh adalah santri yang siap menghadapi tantangan zaman,” kata dia.

Fahmi menyebutkan, saat ini yang dibutuhkan bukan hanya ijazah, melainkan seseorang yang memiliki keahlian dan kompetensi, attitude dan mau kerja keras.” Bukan hanya ijazah, kompetensi dan atitude juga tidak kalah penting,” imbuhnya.

Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi menuturkan kehadiran santri tidak hanya menjadi regenerasi ratusan petani yang kini beranjak usia sepuh. Tapi kehadirannya turun ke sawah untuk mengantisipasi kelangkaan buruh tani yang kini sulit diperoleh.

“Kehadirannya dapat menjawab keresahan warga pemilik lahan pertanian, yang setiap musim panen kesulitan mendapatkan pengolah lahannya,” Kata Achmad Fahmi.

Kendati lahan pertanian kian mengusut, kata Achmad Fahmi, Pemkot melalui program Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) akan mempertahankan lahan pertanian hingga mencapai 2 persen dari seluruh luas wilayah Kota Sukabumi.

Lahan produktif yang tersebar di kawasan sentra lahan pertanian di tiga diwilayah, meliputi lahan pertanian di Kecamatan Baros, Cibeureum dan Kecamatan Lembursitu yang di lebih dikenal dengan sebutan Bacile.

Kehadiran santri dapat membantu program pemerintah untuk mempertahankan lahan pertanian yang produktif. Apalagi melalui program LP2B, lahan lahan produktif wajib dipertahankan dan tidak diperkenankan untuk berubah fungsi,” katanya.

Achmad Fahmi mengatakan keberadaan lLP2B aman dari dampak perkembangan dan pembangunan. Untuk mempertahankan lahan seluas 321 dari 1.484 hektar, beralih fungsi menjadi pemukiman, perumahan, perkantoran, sekolah, perguruan tinggi, perusahaaan dan sebagainya, dilakukan pengetatan perijinan.

Memang alih fungsi lahan ditengah perkembangan perkotaan ini tidak bisa dipungkiri dan dihindari. Tapi optimis, dengan partisipasi seluruh stakeholders alih fungsi dapat diantisipasi dan dikurangi,” katanya.

Achmad Fahmi mengatakan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian merupakan dampak pesatnya perkembangan dan pembangunan, sekaligus sebagai salah satu penyebab utama terjadinya penurunan produksi padi di Kota Sukabumi.

Tapi LP2B yang luasnya mencapai 321 hektar, sangat aman dari dampak perkembangan dan pembangunan, karena lokasinya jauh dari jalan raya. Dengan demikian, alih fungsi lahan pada LP2B tidak terjadi,” katanya.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesanten Dzikir Al-Fath, Fajar Laksana mengatakan peluang di era ekonomi gital menjawab tantangan untuk membangkitan dan mengembangkan generasi muda melalui gerakan Santri Tani Millenial (STM).

“Pesantren melalui santri-santri sudah seharusnya menjadi penjawab kegelisahan petani dan menjadi salah satu yang sangat berpotensi untuk menciptakan regenerasi petani melalui Program Santri Tani Millenial (STM) ini, kita dorong santri-santri untuk terjun ke pertanian ,” kata Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, KH. Fajar Laksana.

Kategori
Kebudayaan Tokoh

Wagub Jabar, H. UU Ruzhanul Ulum : Kujang Gambarkan Kekayaan Jawa Barat 

SANTRIREALISTIS.COM, SUKABUMI – Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meresmikan Seminar Pameran Kujang wilayah Jabar Juara di Museum Prabu Siliwangi Kota Sukabumi, Sabtu (7/3/2020) Siang.

Seminar Pameran Kujang sekaligus Launching Buku 130 Jenis Kujang di Museum Prabu Siliwangi merupakan rangkaian acara Road To Internasional Kujang Day Festival 2020 yang diperakarsai oleh Museum Prabu Siliwangi dan AMIDA JABAR (Asosiasi Museum Indonesia Daerah Jawa Barat). 

Menurut Uu Ruzhanul Ulum, seminar kujang merupakan hal yang perlu dilakukan karena senjata tradisional Sunda itu memiliki filosofi yang menggambarkan kekayaan Jabar. Kujang pun menjadi lambang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.

“Bicara kujang artinya bicara Jabar dan bicara pemprov dan pemda kabupaten/kota. Kami yakin kegiatan ini akan membangkitkan semangat orang Sunda dan rasa kepemilikan terhadap kujang,” kata Kang Uu.

“Kujang juga filosofi orang Sunda, yang punya makna duniawi dan ukhrawi (akhirat), sangat luar bisa untuk membangkitkan semangat Jabar.

Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, masyarakat paham dan melaksanakan apa makna yang terkandung dalam kujang,” tambahnya.

Sementara itu, Pendiri Museum Prabu Siliwangi KH. Fajar Laksana mengatakan bahwa Kujang adalah Warisan Senjata Pusaka Budaya Sunda yang patut dilestarikan dan dipelihara.

“Semoga Senjata Pusaka Kujang bisa menjadi jati diri Orang Sunda yang bermartabat tinggi serta menjadi warisan Budaya Dunia”. Ungkap KH. Fajar Laksana.

Turut Hadir Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Kepala Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Jabar Teguh Khasbudi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Sukabumi Andri Setiawan, serta Ahli Filologi sekaligus pakar perkujangan Tedi Permadi.

Sebelum meresmikan Seminar Pameran Kujang di Aula, Kang Uu juga melakukan kunjungan ke Museum Prabu Siliwangi. Di sana, Kang Uu meresmikan Koleksi Museum 130 Jenis Kujang.