Kategori
Artikel

MAKNA CINTA YANG TERLUPAKAN

Jika dahulu kala manusia ingin memberikan kabar terhadap saudara atau sesamanya yang berjarak tempuh sekian kilo meter itu sangat membutuhkan waktu yang terbilang lama dan lambat. Berbeda halnya dengan hari ini, hanya dengan  menggeserkan jari jemari saja pesan sudah diterima dan dibaca serta bisa langsung dibalas pada waktu itu juga, Inilah yang kita sebut dengan “Zaman Informasi”. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap individu hari ini bisa diketahui orang banyak, baik dari kegiatan yang sifatnya positif maupun negative. Karena kehidupan hari ini seakan terbelah menjadi dua; kehidupan nyata, dan kehidupan dunia maya ( media social/ dunia online ).

Perubahan zaman yang saat ini kita semua rasakan, tentunya harus disyukuri dan juga harus dibenahi bersama-sama. Kita syukuri bersama bahwa setiap kegiatan manusia hari ini sudah terbilang sangat mudah, mulai dari tukar informasi sesama keluarga, saudara, teman di manca negara sampai alat transfortasi lintas dunia yang begitu banyak macamnya.  Akan tetapi, dari perubahan zaman yang begitu sangat pesat kemajuannya ada sesuatu yang hilang ditengah-tengah manusia hari ini, yaitu “makna cinta”.

Tahukah teman-teman sekalian bahwa cinta telah mewakili sesuatu yang indah, bahkan Cinta sanggup meruntuhkan gunung-gunung keangkuhan, serta mampu memadamkan kobaran api dendam yang membara. Jika kebencian mampu merusak bahkan meruntuhkan kebahagiaan seseorang, maka cinta justru membangun rasa kebahagiaan itu. Orang yang mencintai tidak akan pernah  melukai, yang mencintai tidak akan pernah merusak, yang mencintai tidak akan pernah mencederai, dan yang mencintai tak akan pernah mengenal kata mengeluh. Karena dunia akan sangat terlihat bagi orang yang mencintai. Sebesar apapun harta yang kita miliki, sebesar apapun tingginya jabatan yang kita sandang, seluas apapun ilmu yang kita kuasai, semua itu tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak memiliki rasa cinta didalamnya.

Ketahuilah ! Cinta adalah nafas dari kehidupan. Kebutuhan jiwa atas cinta layaknya kebutuhan tubuh terhadap udara. Bila seorang manusia tak mampu bertahan manakala dipisahkan dari udara, maka begitupun dengan jiwa yang akan menjadi sangat rapuh tanpa memeluk Cinta. Cinta adalah rasa memiliki terhadap sesama untuk bisa saling memberi nasehat kebaikan demi mencapai puncak ketaatan kepada Sang Pencipta Alam Semesta Allah swt. Akan tetapi, cinta telah disalah tafsirkan oleh sebagian orang hari ini. Mereka hanya memahami cinta sebatas berduaan, bermesraan, dan bahkan mengikuti tradisi orang-orang barat yang membuktikan cinta dengan istilah “Making Love”. 

Maka tak heran jika kita saksikan bersama, baik melalui media cetak ataupun online atau bahkan ditengah-tengah kehidupan kita semua sering terjadi tawuran antar pelajar, perang antar suku, penyalah gunaan narkoba, sex bebas dikalangan pelajar, kejahatan dalam bentuk yang bermacam-macam, dan masih banyak lagi problematika kehidupan yang membuat kita semua sangat sedih menyaksikannya. Hal ini terjadi karena sudah sangat jarangnya orang yang saling memberi kasih sayang antar sesama, saling menyapa, saling nasehat menasehati satu sama lain, hidup rukun antara satu tetangga dengan tetangga yang lainnya, dan yang paling menakutkan adalah hilangnya pemahaman tentang makna cinta sesungguhnya serta rasa malu pada setiap diri manusia tanpa  berbekas sedikitpun, Naudzubillah.

اِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَاشِئْت

“apabila engkau sudah tidak punya rasa malu,maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau inginkan)”

Jika seandainya rasa malu itu telah benar-benar hilang pada diri manusia, mereka akan  melakukan perbuatan sekehendaknya yang merugikan bahkan mengusik kenyamanan dan ketentraman orang lain. Saat ini, rasa malu dan rasa cinta terhadap sesama sudah mulai hilang tergerus budaya barat yang  membuat budaya islami terkikis bahkan hilang diterpa zaman. Kita saksikan bersama di media social tentang kasus guru yang mau dipenjarakan oleh wali murid hanya dengan sanksi penjeweran. Padahal merupakan suatu kewajaran jika seorang guru memberikan perbaikan baik itu berupa nasehat atau tindakan dari perbuatan murid yang melanggar aturan sekolah. Tapi kenyataan hari ini, guru yang malah dihakimi dan diadili karena memberikan perbaikan terhadap murid yang melanggar bahkan sampai mau dipenjarakan. 

Guru adalah pendidik, pendidikan itu lebih penting dari pada hanya sekedar pengajaran. Akan tetapi, guru yang memberikan nasehat serta perbaikan yang merupakan bentuk pendidikan terhadap muridnya diadili atas nama HAM ( Hak Asasi Manusia ) dan menjadi sasaran KPAI ( Komite Perlindungan Anak Indonesia ). Rasa cinta seorang murid terhadap guru sudah lenyap diterpa zaman, keikhlasan seorang guru telah dinodai oleh murid yang berlindung dibawah payung HAM dan KPAI. Guru ikhlas mendidik, murid ikhlas dididik, kini hanya menjadi penghias ruangan dan menjadi kata tanpa realita (kenyataan). Suasana keikhlasan serta rasa cinta seorang murid terhadap gurunya telah menjadi cerita lama yang jarang kita dapatkan dan saksikan disetiap lembaga sekolah.

Padahal Allah swt berfirman dalam al-Qur’an yang artinya; “Demi masa (waktu),  Sungguh manusia berada dalam kerugian,  Kecuali orang-orang yang   beriman dan mengerjakan kebajikan (kebaikan) serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran”.  { QS. Al-Asr : 1-3 }

Generasi muda hari ini benar-benar berada diambang pintu kerugian, tapi hanya beberapa orang dari sekian banyak orang hari ini yang menyadari itu. Hanya merekalah yang menjaga cinta diantara sesamanya sehingga saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Perubahan zaman seharusnya menjadikan generasi muda hari ini bukan hanya unggul dari kualitas intelektual dan emosional tapi juga harus unggul dari sisi spiritual serta social yang didasari cinta dan rasa memiliki antar sesama.

الْمُحَافَظَةُ عَلَى الْقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَالْاَخْذُ بِالْجَدِيْدِ الْاَصْلَحِ

“Menjaga perkara-perkara lama yang baik dan mengambil 
perkara-perkara baru yang lebih baik”

Zaman boleh berganti dan terus berkembang, tapi aktivitas lama yang baik tidak boleh berganti dan tergantikan. Nilai-nilai islami yang sudah kita biasakan sejak kecil tidak boleh hilang begitu saja hanya karena perubahan zaman tersebut. Jangan sampai zaman yang merubah kulaitas diri kita dihadapan Allah swt, tapi kitalah yang seharusnya bisa merubah zaman untuk kualitas hidup yang lebih baik dihadapan-Nya. wallahu a’lam..

Kategori
Artikel

JANGAN SERIUSI POLITIK SAMPAI KAMU LUPA PIKNIK

Politik adalah hal yang dilematis (membingungkan),  hari ini kawan mungkin esok atau lusa akan menjadi lawan. Pesta Demokrasi yang terselenggara tanggal 17 April 2019 lalu menyisakan berbagai kontroversi yang tak berkesudahan. Mulai dari Hasil Quick Count yang seolah berpihak kepada salah satu pasangan, tersebar berita bahwa website KPU diserang Cyber Attack, terjadinya Perang Media yang saling menjatuhkan sampai Petugas KPPS yang Meninggal Dunia akibat kelelahan.

Kehidupan Partai Politik di Indonesia hanya cenderung mengedepankan kepentingan politik praktis semata dan mengenyampingkan pada Nilai Ideologi. Fenomena ini mulai terlihat jelas pada pemilu 2014 lalu ketika partai-partai politik membuang jauh-jauh persaingan antar partai demi merebut kekuasaan. Partai-partai Islam dan sekuler yang sebelumnya menjadi lawan, kemudian bergabung menjadi kawan.

Berbagai partai-partai politik yang awalnya merupakan partai yang memiliki basis ideologi dan beridentitas sebagai partai kader malah bergeser menjadi partai yang pragmatis. Bahkan, kasus koalisi dengan jarak ideologi yang berbeda seperti PDIP sebagai partai nasionalis menjalin koalisi dengan partai PPP dan PKS yang mana kedua partai tersebut menjadikan Islam sebagai basis ideologinya. 

Manusia saat ini hidup dengan berbagai tekanan, permasalahan, dan aktifitas yang padat yang serba mengejar popularis dan kekuasaan. Terkadang tidak menyisakan waktu untuk istirahat, malam pun masih begadang untuk mengerjakan tugas atau kegiatan lainnya. Tuntutan zaman modern, yang kadang membuat manusia menjadi lelah, jenuh, bosan, dan hidup serasa terkekang, yang mengakibatkan pikiran menjadi kacau karena terlalu banyaknya pikiran atau aktifitas.

Apalagi, saat ini kita berada pada kontroversi politik yang tidak berkesudahan. Hal-hal yang sifatnya menghibur sangat kita butuhkan, seperti travelling, outdoor, climbing, sampai piknik biar nggak terlalu panik dengan keadaan saat ini. Liburan yang bermanfaat, tentu yang menjadi tujuannya, seperti jalan-jalan keluar kota untuk mencari keindahan luar kota, atau di Pegunungan untuk melihat pemandangan alam yang indah, dan yang lainnya. Banyak alasan mengapa semua ini penting bagi kita, beberapa dapat kamu baca dibawah ini :

  • Mencari Inspirasi

Terkadang ada waktunya kita merasa blank atau jenuh dengan keadaan sekililing kita saat ini, tanpa ide untuk melakukan sesuatu. Liburan dapat kalian manfaatkan untuk misalnya mencari ide kegiatan, atau mencari ide untuk membuat karya yang dapat dirasakan oleh orang-orang disekitar.

  • Mengenal Diri Sendiri

Pergi menjauhi keramaian, menenangkan diri atau mencoba melakukan sesuatu yang tidak bisa membantu kamu untuk mengenal diri kamu. Menempatkan diri kamu dalam suatu posisi yang tidak biasa dapat memunculkan kepribadian kamu yang sebenarnya, dan terkadang kita akan tersadar bahwa siapakah kita sebenarnya.

  • Mengenal Teman

Saat jauh dari keramaian dan hanya ada kita dan beberapa teman kita, kita dapat saling mengenal lebih dalam siapa teman kita. Kesulitan yang kita alami dalam perjalanan akan memperlihatkan siapa yang bisa kita anggap sebagai sahabat dan mana yang sekedar teman.

  • Penjernih Pikiran

Dengan liburan menjauh dari keramaian akan membuat otak kita Fresh dan otak kita akan jernih, karena kejenuhan kita dalam kehidupan seperti menyaksikan polemik kontroversi politik yang tak berkesudahan. Maka liburan adalah salah satu pilihan yang tepat untuk mengobati kejenuhan dan kekesalan tersebut.

  • Eksplorasi Alam Bebas

Bagi yang suka menjadi backpacker, liburan merupakan kesempatan yang tepat untuk mengeksplorasi alam bebas. Misalnya, pergi ke Pantai, Puncak Gunung, atau tempat lainnya.

Tapi ingat, jangan keasikan jalan-jalan sampai lupa kewajiban !!!

Kategori
Puisi

WAHAI GURUKU, BERILAH AKU..

Teruntuk Guruku di Hari Ulang Tahunnya yang ke 48 Tahun ;

KH.DR.Muhammad Fajar Laksana, SE, CQM, MM. Itulah nama dan gelarnya,

Gelar yang mempunyai sinergitas antara keadaan dan kenyataan,

Antara keilmuan dan juga kemanfaatan.

Beliau adalah seorang Kyai yang telah, membukakan bagiku tabir-tabir kehidupan.

Seorang Dokter yang telah membawakan, orang yang sakit syariat dari kesembuhan.

Seorang Doktor yang selalu membantu, pemerintah dalam berbagai permasalah.

Wahai Guruku…

Berilah aku sebait petuah terbaikmu, agar aku bisa hidup bermanfaat sepertimu

Ajarilah aku tentang sebuah keikhlasan, agar aku bisa tau tentang makna perjuangan.

Wahai Guruku…

Semoga kesehatan selalu bersama dirimu

Semoga kekaromahan selalu ada padamu

Semoga umur panjang juga menyertaimu

amiinn…