Kategori
Warta Pesantren

Ratusan Santri Al-Fath Meriahkan Idul Adha dengan Bakar Sate Sepanjang 100 Meter

SUKABUMI – Minggu, 11 Agustus 2019 bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1440 H. Daging Kurban saat Hari Raya Idul Adha menjadi sebuah tradisi umum disetiap daerah. Namun, kali ini ada yang unik dan menarik karena dilakukan dengan cara yang berbeda oleh ratusan Santri Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Kota Sukabumi. Mereka membakar sate secara bersamaan dengan panjang mencapai 100 Meter.

Bahkan, berdasarkan pemantauan, selain proses membakarnya secara memanjang, tempat membakarnya pun berbeda. Para santri membuat tempat membakarnya dari pohon-pohon pisang sebagai tungku yang disusun sepanjang jalan, hingga mengelilingi lapangan Pesantren tersebut.

“bakar, bakar, bakar,” begitulah teriak Ratusan Santri Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath di Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi. Teriakan itu menggema saat mereka mulai membakar sate berbahan Daging Kurban di Pelataran Halaman Pesantren.

“Kegiatan Membakar Sate sepanjang 100 meter ini adalah dalam rangka Syukuran HUT Kemerdekaan RI ke 74. Selain itu, juga menyambut Hari Raya Idul Adha,” Ujar Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath, KH. Fajar Laksana, disela kegiatan tersebut.

Untuk membuat sate yang diklaim sebagai Sate Terpanjang di Dunia. Ponpes Dzikir Al-Fath memotong Domba sebanyak 20 Ekor dan beberapa Ekor Sapi serta melibatkan 100 orang santri untuk membakarnya.

Acara pembakaran sate itu merupakan hasil kreatifitas Santri. Mereka dibagi menjadi puluhan kelompok dan membakar daging kurban milik warga serta Donatur. Hewan Kurban yang disembelih pun dibagikan kepada Warga dan Santri untuk disantap bersama-sama.

“Kami menyambut Idul Adha dengan sangat sukacita. Sebanyak 20 Domba dan beberapa Sapi disembelih. Daging hewan kurban tidak hanya dibagikan kepada warga yang tidak mampu di sekitar Pesantren, tetapi disate oleh para Santri secara bersamaan sepanjang 100 Meter,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, KH. Fajar Laksana.

Dia mengatakan, membakar sate bersama merupakan upaya menyenangkan para Santri. Apalagi para Santri sangat jarang memakan Daging Domba maupun Sapi. “Kami membagi kebahagian dengan para Santri untuk turut makan bareng Daging Kurban,” Ujarnya.