Kategori
Pengetahuan Tokoh

KH. ABDURRAHMAN, SOSOK DIBALIK BERDIRINYA PONDOK MODERN ASSALAM

KH. Abdurrahman adalah seorang sosok fundamental dibalik berdirinya Pondok Modern Assalam Sukabumi. Latar belakangnya sebagai seorang petani tidak menjadikan ia seorang yang money-oriented. Sebaliknya, ia mampu melihat esensi dari banyaknya harta, yaitu memberi manfaat bagi umat.

Tepat pada tahun 1960-an KH. Abdurrahman telah memiliki anak yang dewasa dan matang, Ir. Lukman Herawan. Kehadirannya bagi KH. Abdurrahman adalah pembuka jalan bagi berdirinya Pondok Modern Assalam. Tepat pada tahun 1968 dengan berbagai jalan yang berliku, berdirilah Pondok Modern Assalam di Kp. Situ Cibodas RT19/RW04 Kec. Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia.

Akan tetapi, ia tidak bertahan lama sampai sang Insinyur ditembak mati. Sepuluh hari, itulah masa Pondok Modern Assalam bertahan pada mulanya. Terdapat hal yang Menarik untuk disimak, yaitu kata “Modern” yang pada dekade itu hanya ada pada label Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur yang dengan mudah melekat pada Pondok Modern Assalam.

Padahal, Assalam belum memiliki apa-apa bahkan tidak sepuluh persen dari apa yang dimiliki oleh Gontor. Tapi itulah kekhasan yang ada dan selalu dicita-citakan oleh KH. Abdurrahman dengan perkataannya yang ajaib, “Hayang jiga kitu-Pondok Modern Darussalam Gontor”.

Tertembaknya sang Anak tidak menjadikan KH Abdurrahman patah semangat. Justru sebaliknya, ia melihat ini adalah cobaan sekaligus perjuangan yang harus terus dilanjutkan. Oleh sebab itu, pasca kejadian itu ia mengirimkan beberapa orang ke Gontor untuk selanjutnya melanjutkan perjuangan yang sempat berhenti.

KH. Abdurrahman pun tidak diam begitu saja. Ia dengan penuh optimisme tinggi ala pedagang dan petani melihat bahwa tanah yang pada tahun 1968 hanyalah beberapa petak dan harus diperluas. Oleh sebab itu, ketika para generasi kedua ini mengenyam pendidikan di Gontor kurang lebih 10 tahun, KH Abdurrahman memperluas tanah yang akan diwakafkan untuk pembangunan Pondok Modern Assalam.

Ketika tunas yang ditanam itu sudah semakin matang dan dewasa serta telah mengenyam pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor maka pada tahun 1983 didirikan kembali Pondok Modern Assalam. Periode Kedua pun bergulir. Alhamdulillah sampai saat ini Pondok Modern Assalam dengan berbagai problematika telah berkembang baik dari aspek fasilitas, infastruktur, maupun Sumber Daya Manusia.

Alumninya pun sudah mencapai angka kurang lebih 1.500 orang. Pondok Modern Assalam pun telah membuka sayapnya dengan prakarsa Pimpinan saat ini, dengan memisahkan lokal area Putra dan Putri di Pondok Modern Assalam khusus untuk Putri ke daerah Warungkiara, Pelabuhanratu.

Dibalik itu semua, sosok KH. Abdurrahman adalah ruh yang tertancap tegas dalam kultur, sejarah, bahkan perkembangan Pondok Modern Assalam. Filosofi ala petaninya yang disampaikan setiap tahun pada Perpeloncoan oleh para asatidzah, yang sekaligus membedakannya dengan Pondok Modern Darussalam Gontor, begitu dalam dan bermakna. Ia bukan hanya menjadi adagium tetapi juga tujuan dan cita-cita Pondok Modern Assalam. “Raos Didahar, Mahal Dijual”.

Beliau meninggal tahun 1994. Tentu hanya beberapa alumnilah yang merasakan jiwa serta kekuatan beliau. Bagaimana beliau bersikap dan bagaimana ia yang tidak memiliki latar belakang akademik keislaman mampu menjadikan dan mengembangkan Pondok Modern Assalam sampai saat ini.

Oleh sebab itu, perlu kiranya membangkitkan ruh semangat beliau dan menghadirkannya seolah beliau masih ada saat ini dengan menulis catatan sejarah tentang beliau. Ini berguna bukan hanya untuk keluarga Pondok Modern Assalam juga untuk para alumni. Pada saat terus berkembangnya Pondok Modern Assalam, maka biografi tentang beliau akan dibaca oleh khalayak masyarakat banyak, Insya Allah.

Penulisan Buku Biografi KH. Abdurrahman merupakan Project tertunda dari Divisi Litbang IKPMA yang berinsiatif untuk membuat sebuah buku biografi melingkupi seluruh aspek kehidupannya, terutama sosial-historis dan sosial-kultural dari kehidupan KH. Abdurrahman. Karya ini pun sangat mendesak, mengingat sudah terbatasnya SDM yang bersentuhan langsung dengan beliau dan mungkin saat ini memorinya sudah mulai pudar.

Pada dasarnya, tulisan ini diperuntukan untuk kepentingan Pondok Modern Assalam, IKPMA, dan Masyarakat pada umumnya agar mampu memahami secara komprehensif-holistik kehidupan pribadi KH. Abdurrahman sehingga pada akhirnya mampu menjadi pedoman serta ‘ibrah bagi seluruh elemen Pondok Modern Assalam, khususnya.

“Tulisan diatas merupakan Wacana Penulisan Buku Biografi KH. Abdurrahman yang digagas oleh Ust. Aramdhan Kodrat Permana yang merupakan Guru Pondok Modern Assalam. Ia berharap, wacana penulisan itu segera diselesaikan guna sebagai ‘Ibrah yang sangat berharga bagi Masyarakat pada umumnya dan seluruh elemen Pondok Modern Assalam, khususnya”.